JAKARTA, INFOBRAND.ID – Perkembangan teknologi digital memberikan tantangan tersendiri dalam aktivitas public relations. Dalam menjalankan PR di era digital juga bukan perkara mendigitalkan kegiatan PR, tapi jauh dari itu, tapi bagaiman dapat membuat orang yang sebelumnya tidak kenal dengan perusahaan atau brand, tapi mereka bisa percaya dengan produk kita.
Demikian diungkapkan oleh Prita Kemal Gani, Founder dan CEO LSPR Communication & Business Institut dalam webinar series yang digelar oleh Infobrand.id, dalam kegiatan ajang cerenomy penghargaan Top Digital Public Relations Award 2022, Kamis (24/2/2022). Menurutnya, untuk dapat meyakinkan publik, di era digital ini tetap membutuhkan cara-cara konvensional, jadi harus seimbang antara cara konvensional dan digital.
PR yang baik adalah membangun komunikasi dua arah, sehingga dapat memahami apa yang dibutuhkan oleh public, dan apa yang disampaikan akan sesuai dengan keinginan public. Dan untuk memahami kebutuhan public, juga harus dibedakan ketika berkomunikasi dengan kelompok public, apakah itu remaja, profesional, atau lainnya, masing-masing memerlukan porsi dan informasi yang berbeda.
Kecepatan informasi yang beredar di ranah digital juga menjadi tantangan tersendiri dalam membangun PR di ranah digital. Agar tidak terjadi miss komunikasi, bahkan PR harus adu cepat dengan informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat itu.
“Memang PR di era digital mesia sosial memiliki peran yang sangat besar. Karena itu PR harus dapat memanfaatkan media sosial untuk membangun hubungan baik, agar saling mengenal dan mendukung,” jelas Prita.
Agar mudah diterima oleh public, PR juga mampu membangun cerita. Di ranah media sosial sendiri, PR harus mampu membuat konten-konten muatan story telling, baik itu dalam bentuk foto maupun video pendek.
Karena itu PR harus memiliki kemampuan visual dasar, seperti mengambil foto dengan angel yang menarik, membuat postingan di media sosial dengan desain yang menarik, membuat grafis dan memasukkan musik dan lainnya.
“Semua itu harus dimiliki oleh PR, tanpa harus menunggu editor,” ujar Prita.
Selanjutnya, selain harus memiliki kemampuan dasar menulis dan berbicara, PR juga juga harus menguasai teknik media sosial termasuk dalam menganalisa data, SEO, AI dan AR.
Dan yang tidak kalah penting PR juga harus memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan. Kemampuan itu berguna dan dapat dijalankan dalam memanage informasi dari klien.
“Contoh setelah brand mendapatkan penghargaan Digital PR Award dari infobrand ini, PR harus langsung sampaikan ke public,” jelas Prita.
Tidak hanya itu, PR juga harus mempunyai ketrampilan kewirausahaan. Menurut Prita, dalam bekerja di perusahaan, karyawan butuh kebanggaan tempat mereka bekerja. Sementara perusahaan yang kerap mendapatkan penghargaan itu merupakan prestasi dari semua karyawan yang patut untuk dihargai.
“Itu akan mendorong kinerja. Akhirnya perusahaan semakin maju,” jelas Prita.
Karena itu, lanjut Prita, seorang PR harus kreatif dan inovatif. Untuk mengasah kemampuan tersebut pun dapat dilakukan dengan sangat mudah, cukup sering menonton, mendengar dan melihat konten-konten di media sosial. Mendengar lagu, traveling, dan berbincang dengan teman, serta berkolaborasi dengan kompetitor, juga dapat dilakukan.
PR sendiri juga membutuhkan pemahaman marketing, karena aktivitasnya erat kaitannya dengan periklanan. Digital PR harus berkeja mendukung kegiatan marketing, karena itu PR harus membuat produk menjadi diminati oleh publik.
Terakhir, untuk memastikan semua aktivitas Digitap PR itu dapat berjalan, pelaku PR harus bisa menjadi apapun, produser, bisa memposting di tempat kita sendiri. Dengan konten yang bagus, dan seluruh orang turut memposting, itu akan membantu manfaat dari PR.
“Jadi yang penting adalah, jangan berpikir untuk membuat konten di media sosial butuh orang lain, tapi bisa dilakukan sendiri,” tutup Prita.
Sumber : https://infobrand.id/kunci-sukses-pr-di-era-digital.phtml